Di tengah meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), tentu saja membuat orang tua fokus untuk melakukan berbagai upaya pencegahan gigitan nyamuk, termasuk memahami apa saja gejala awal DBD. Tapi tahukah MamPap, ada satu faktor lain yang dipercaya ikut berperan dalam memperburuk kondisi anak saat terkena DBD, yaitu kekurangan vitamin D?
Beberapa penelitian terbaru di berbagai negara seperti Sri Lanka, Pakistan, dan Kolombia menunjukkan bahwa anak-anak dengan kadar vitamin D yang rendah cenderung mengalami gejala DBD yang lebih berat, bahkan hingga masuk kategori dengue shock syndrome. Vitamin D dikenal berperan penting dalam menjaga sistem imun, dan rupanya, ini bisa berpengaruh pada bagaimana tubuh anak bereaksi terhadap infeksi virus dengue.
Lalu, apakah ini artinya vitamin D bisa menjadi ‘perisai tambahan’ untuk anak saat musim DBD? Berikut penjelasan dr. Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, terkait dengan kekurangan vitamin D pada anak dan kaitannya dengan tingkat keparahan Demam Berdarah Dengue.
Dok, sebenarnya bagaimana anak bisa dikatakan kekurangan vitamin D?
Status vitamin D pada seseorang ditentukan dari kadar 25-hydroxyvitamin D (25OHD) pada darah. Pada umumnya, kadar di atas 20 ng/ml menunjukkan kadar vitamin D yang cukup.
Apa saja tanda anak kekurangan vitamin D?
Anak kekurangan vitamin D yang sangat berat dapat menimbulkan penyakit yang disebut rakhitis atau riketsia, di mana tulang menjadi lebih lemah dan rapuh. Kondisi ini sebenarnya tergolong sangat jarang.
Namun, apabila kekurangan vitamin D belum mencapai tahap yang berkepanjangan atau ekstrem, gejalanya seringkali tidak tampak ataupun tidak jelas, seperti kelelahan, atau nyeri pada otot dan tulang. Untuk memastikan kecukupan vitamin D secara akurat dibutuhkan pemeriksaan kadarnya dalam darah.
Apa saja dampak lainnya bila anak mengalami kekurangan vitamin D?
Vitamin D ini memiliki peran yang besar dalam metabolisme mineral dan fungsi sel-sel imun tubuh. Maka, kekurangan vitamin D dapat memiliki dampak gangguan pertumbuhan maupun kurang optimalnya respon daya tahan tubuh dalam mencegah dan melawan infeksi.
Apa saja tanda bahaya jika anak mengalami kekurangan vitamin D?
Kondisi anak kekurangan vitamin D yang sangat berat atau ekstrem dapat menyebabkan penyakit rakhitis atau riketsia, yang gejalanya berupa abnormalitas bentuk tulang.
Bagaimana mengatasi anak kekurangan vitamin D?
Apabila kadar vitamin D anak sudah diperiksa dan dikategorikan kurang, maka dokter spesialis anak akan memberikan suplementasi vitamin D dengan dosis yang sesuai dan melakukan evaluasi secara berkala.
Bagaimana saran dokter untuk mencegah anak kekurangan vitamin D?
1. Memberikan makanan sumber vitamin D
Sumber makanannya sebenarnya cukup beragam, seperti ikan berlemak seperti salmon, tuna, kembung, makarel, sarden, minyak ikan, hati, kuning telur, dan makanan-makanan yang telah difortifikasi atau diperkaya dengan vitamin D.
2. Cukupi dengan sinar matahari
Mendapatkan paparan sinar matahari, yang dapat memicu proses pembentukan vitamin D pada kulit. Namun perlu diingat, bahwa American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan bayi berusia di bawah 6 bulan terpapar langsung dengan sinar matahari karena kulitnya masih tipis dan dapat meningkatkan risiko kanker kulit di masa depan.
Untuk bayi dan anak yang sudah berusia di atas 6 bulan, mendapatkan paparan sinar matahari dapat dilakukan tetapi tetap dengan melindungi daerah wajah dan leher dengan mengenakan topi atau menggunakan tabir surya yang aman untuk bayi dan anak.
3. Berikan suplemen tambahan
Memberikan suplementasi vitamin D yang saat ini sudah mudah diperoleh dan aman diberikan bahkan sejak usia bayi baru lahir sesuai dosis dan rekomendasi dari dokter spesialis anak.
Anak Kekurangan Vitamin D Berisiko Tingkatkan Risiko Demam Berdarah
Sebuah penelitian yang diterbitkan di National Center for Biotechnology Information menyebutkan bahwa anak kekurangan vitamin D memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengalami DBD hingga DSS jika dibandikan dengan anak-anak yang kebutuhan Vitamin D telah tercukupi. Benarkah?
Benarkah dampak kekurangan vitamin D pada anak meningkatkan risiko demam berdarah (DBD) lebih tinggi? Apa sebabnya?
Secara umum, vitamin D memiliki peran dalam respon daya tahan tubuh, sehingga apabila kadarnya kurang maka dapat mengganggu fungsi imunitas dalam mencegah dan melawan infeksi, terutama virus. Demam dengue atau demam berdarah adalah salah satu dari penyakit virus juga, sehingga diperlukan daya tahan tubuh yang baik untuk mencegah dan mengatasinya.
Namun hingga saat ini, belum banyak studi yang meneliti kaitan antara kekurangan vitamin D dan risiko demam berdarah. Dari penelitian-penelitian yang ada, hasilnya masih belum secara konsisten menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat berakibat langsung meningkatkan risiko infeksi demam berdarah.
Apa itu Dengue Shock Syndrome (DSS)?
Dengue shock syndrome adalah komplikasi dari demam berdarah dengue yang dapat berakibat fatal. Tanda dan gejalanya meliputi denyut nadi yang melemah, kulit teraba dingin, napas yang tidak beraturan, penurunan tekanan darah, dan produksi urin yang menurun.
Apakah kekurangan vitamin D juga meningkatkan risiko DSS pada anak?
Hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang konsisten menunjukkan adanya akibat berupa peningkatan risiko DSS karena kekurangan vitamin D.
Terkait dengan DSS ini, apa yang bisa dilakukan untuk pencegahnnya?
Untuk mencegah DSS, maka yang harus dilakukan adalah menghindari infeksi virus dengue yang menyebabkan penyakit demam dengue atau demam berdarah. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti, melakukan 3M (menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat penampungan air), ataupun melengkapi vaksinasi dengue yang dapat diberikan sejak usia 9 tahun. Apabila telah terdiagnosis demam dengue atau demam berdarah, maka segeralah mendapatkan penanganan yang tepat oleh dokter.
Meskipun kekurangan Vitamin D tidak secara langsung menyebabkan infeksi dengue, namun perlu diingat bahwa Vitamin D berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Artinya, kekurangan Vitamin D dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi virus. Untuk itu, pastikan untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin D anak dapat membantu sistem imun anak dalam menghadapi infeksi, termasuk dengue.

Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads