Sering Makan Daging Merah Tingkatkan Risiko Kanker Pankreas? Ini Penjelasan Dokter

kanker pankreas, gejala kanker pankreas, penyebab kanker pankreas, nyeri ulu hati, pria gemuk sakit perut

Kanker Pankreas merupakan salah satu dari 5 kanker dengan tingkat kematian tertinggi di seluruh dunia. Bahkan angka kematian akibat kanker pankreas semakin meningkat setiap tahunnya. Itu sebabnya Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan penjelasan lengkap tentang gejala kanker pankreas agar kita bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit kanker satu ini.  

Apa Itu Kanker Pankreas?

Belum lama ini, Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rizal Ramli, meninggal dunia dikarenakan mengidap kanker pankreas stadium 4. Inilah mengapa Mama dan Papa perlu mewaspadai kebiasaan pemicu kanker ini, dan tanda-tandanya. 

Kanker pankreas termasuk silent killer yang tanda-tandanya seringkali tidak disadari. Tipe kanker ini berkembang di organ pankreas. Seringnya, kanker ini tidak menimbulkan gejala apapun pada stadium awal. Umumnya, gejala kanker pankreas mulai muncul ketika sudah stadium lanjut atau saat sel kanker sudah menyebar ke organ lainnya. 

“Kalau sudah bergejala biasanya sudah terlambat. Terutama ketika pasien datang dengan gejala mata kuning, berat badan turun, dan nyeri ulu hati yang berulang. Pada stadium awal umumnya tanpa gejala jadi kita perlu screening melalui cek medis yang rutin,” kata Prof DR Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP– Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI & Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Bacaan Lainnya

Mengapa kanker pankreas bisa terjadi? Pankreas itu adalah kelenjar yang menghasilkan enzim, hormon insulin, dan glukagon untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Sebagian besar enzim pankreas dibutuhkan untuk aktivitas pencernaan. 

Misalnya, saat kita mengonsumsi makanan tertentu, tubuh akan menyerap nutrisi dan enzim inilah yang dikeluarkan sebagai proses penyerapan nutrisi makanan. Jadi, pankreas, liver, kantung empedu adalah bagian dari sistem pencernaan. Ketika kanker pankreas terjadi, sel-sel di pankreas tumbuh abnormal dan tidak terkendali sehingga hormon insulin dan produksi enzim akan terganggu.

Gejala Kanker Pankreas

Seperti yang sudah dijelaskan Prof Ari, tanda-tanda atau gejala kanker pankreas bisa tidak dirasakan oleh penderitanya, atau bahkan mirip dengan gejala penyakit lain. Misalnya nyeri ulu hati. 

“Kadang-kadang pasien mengabaikan nyeri ulu hati karena dianggap sakit maag. Ketika berat badannya turun baru kita cari penyebabnya, ternyata sudah terbentuk kanker. Jadi jangan menganggap remeh nyeri ulu hati karena bisa jadi walau kecil kemungkinannya jangan-jangan nyeri ulu hati terkait dengan proses kanker di dalam tubuh,” jelas Prof. Ari.

Bagaimana membedakan nyeri ulu hati biasa dengan gejala kanker pankreas? Nyeri ulu hati karena maag atau kanker pankreas memang sulit dibedakan. Karena itu, Prof Ari menegaskan bahwa pemeriksaan dini diperlukan untuk memastikan penyebab nyeri ulu hatinya. 

“Jangan menganggap remeh penyakit maag biasa, periksakan ke dokter bila perlu lakukan USG untuk pastikan sakit ulu hati ini bukan batu empedu atau masalah di pankreas. Gejala kanker pankreas memang tidak khas, tapi bisa terjadi pada orang-orang yang mengalaminya,” ucap Prof. Ari.

Bila ditemukan di bagian kepala, bisa menyebabkan sumbatan di saluran empedu, sehingga gejalanya pasien bisa menderita penyakit kuning. Bila ditemukan di bagian buntutnya akan nyeri saja dan tidak menyebabkan sumbatan. Jadi gejala atau tanda-tandanya bisa tergantung dari letak kanker pankreasnya.

Untuk mengetahui mulai terbentuknya tumor perlu pemeriksaan atau screening dengan USG, CT scan, ataupun MRI.

Lalu, gejala kanker pankreas yang mungkin dirasakan ketika tumor atau kanker semakin membesar adalah:

  • Nyeri di daerah perut
  • Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan feses berwarna pucat
  • Warna mata dan kulit berubah kekuningan atau jaundice 
  • Berat badan turun
  • Gangguan sirkulasi, pembengkakan pada kaki atau perut
  • Nafsu makan turun
  • Mudah lelah

“Gejala ini sebenarnya tidak umum atau tidak spesifik. Kumpulan gejala ini bisa mengarah pada kanker pankreas,” kata Prof. Ari.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebabnya memang belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko usia termasuk gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker pankreas, antara lain:

  • Berusia di atas 55 tahun 
  • Jenis kelamin laki-laki
  • Obesitas
  • Diet tinggi lemak, khususnya daging merah
  • Diabetes melitus
  • Kebiasaan merokok 
  • Konsumsi minuman beralkohol
  • Mengalami peradangan pankreas atau pankreatitis kronis
  • Genetik

“Siapapun yang memang mempunyai faktor risiko ini harus berusaha untuk mengurangi faktor risiko tersebut. Misalnya hindari merokok kalau merokok, tidak minum alkohol. Kalau faktor genetik mungkin tidak bisa berubah, tapi kalau obesitas, diet tinggi lemak masih bisa dihindari,” ucap Prof. Ari. 

Penyebab Daging Merah Bisa Memicu Kanker Pankreas

kanker pankreas, gejala kanker pankreas, penyebab kanker pankreas, bahaya makan daging merah, daging merah pemicu kanker pankreas

Diet tinggi lemak terutama daging merah bisa menjadi pemicu kanker pankreas. Misalnya steak yang dipanggang setengah matang. “Steak setengah matang itu risiko tinggi untuk kanker, bahkan kalau bicara soal daging merah bukan hanya berisiko kanker pankreas tapi untuk kanker kolorektal. Jadi sebaiknya kurangi daging merah di atas usia 40 tahun,” Prof. Ari memaparkan. 

Sebenarnya, para peneliti masih menyelidiki bagaimana daging merah dan daging olahan bisa menyebabkan kanker. Namun, ada beberapa kemungkinan alasannya.

Daging merah dan daging olahan mengandung zat besi heme yang membuat daging berwarna merah. Ketika hem dipecah di usus ia membentuk senyawa N-nitroso. Ini dapat merusak sel-sel yang melapisi usus atau organ lain, yang dapat menyebabkan kanker.

Pengawet nitrat dan nitrit yang digunakan dalam daging olahan juga dipecah menjadi senyawa N-nitroso. Bahan kimia penyebab kanker berkembang ketika daging dibakar atau hangus. Gunakan suhu yang lebih rendah agar daging tidak sampai terbakar dan hangus.

“Dari penelitian diketahui pada pasien yang mengonsumsi diet tinggi lemak itu berisiko lebih besar dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi diet tinggi lemak. Kalau secara logika, upaya organ-organ tubuh untuk mencerna daging merah itu menjadi lebih berat. Pankreas jadi lebih berat untuk menghasilkan enzim, apalagi bila mengidap diabetes melitus. Kerja pankreas akan lebih berat,” tambah Prof Ari.

Tidak hanya pada organ pankreas, daging juga sulit dicerna oleh usus, sehingga berisiko terjadinya plak atau penumpukan lemak di organ usus hingga menjadi kanker. 

Pemeriksaan Kanker Pankreas

Bila mengalami faktor risiko di atas, atau bahkan sudah mengalami gejalanya, pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan laboratorium:

  • Darah perifer lengkap
  • Fungsi hati
  • Bilirubin total/Direk/Indirek
  • Amilase/Lipase bisa meningkat
  • Ca-19-9 (tumor marker)

Pencitraan non invasive:

  • Ultrasonografi (USG): Untuk mendeteksi tumor berukuran di atas 2c dapat dilakukan dilatasi pankreas, namun tidak untuk deteksi dini.
  • CT Scan abdomen: Memberikan gambaran pankreas yang lebih baik, juga dapat mendeteksi ukuran tumon 2-3mm.
  • MRI: Pemeriksaan EUS dan biopsi bila diperlukan.

Pemeriksaan atau screening ini bisa dilakukan bahkan sebelum usia 35 tahun, terutama untuk orang-orang yang berisiko tinggi. Bisa terdiri dari Medical Check Up lengkap seperti di atas. Selain itu, hindari gaya hidup yang tidak sehat yang bisa menimbulkan faktor risiko kanker pankreas.

Menurut Prof. Ari, idealnya screening ini dilakukan satu tahun sekali, namun yang penting adalah bila pasien sudah diketahui adanya masalah di organ pankreas dianjurkan melakukan screening secara teratur.

Penanganan dan Pengobatan

Pengobatan kanker pankreas tentu saja ditentukan dari tingkat stadium dan gejala yang dirasakan. Umumnya pengobatan ini bertujuan untuk mengeliminasi sel-sel kanker semaksimal mungkin, yaitu bisa dengan:

  • Operasi reseksi
  • Radioterapi
  • Kemoterapi
  • Terapi kombinasi

Upaya di atas adalah upaya paliatif atau dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas hidup, dan meredakan gejala fisik yang dirasakan.

“Kalau masih kecil atau masih bisa diangkat, masih bisa dioperasi. Kemudian mengoptimalkan kualitas hidup dan meredakan gejala fisik,” ucap Prof Ari.

6 Langkah Pencegahan 

Langkah efektif yang bisa mencegah kanker satu ini sedari dini adalah dengan melakukan pola hidup sehat, dan menghindari semua faktor risiko penyebab kanker pankreas. Seperti:

  1. Hindari/berhenti merokok
  2. Menjaga berat badan sehat
  3. Konsumsi makanan sehat dengan nutrisi seimbang seperti ikan, dada ayam, sayuran, buah dan perbanyak minum air putih.
  4. Kurangi konsumsi alkohol
  5. Olahraga teratur
  6. Kontrol gula darah

 

Itulah penjelasan tentang gejala kanker pankreas, penyebab, dan faktor risikonya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 ÷ ten =