Mama, mata malas pada anak atau amblyopia adalah salah satu gangguan yang bisa dialami oleh anak. Kondisi ini bisa sangat mengganggu produktivitas si kecil karena fokus penglihatan yang dihasilkan mata kanan dan kiri berbeda.
Tak hanya memengaruhi produktivitas penderitanya, ambliopia bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan dengan berbagai derajat keparahan dan tingkat risiko mencapai 50-73 persen.
Kondisi ini cukup banyak dialami anak-anak bahkan gejalanya bisa tidak disadari oleh orangtua. Karena itu, Mama perlu mengetahui gejala, penyebab, dan cara mengobatinya.
Apa Itu Mata Malas?
Ambliopia atau mata malas merupakan kondisi penurunan penglihatan pada salah satu mata. Ini diakibat karena adanya gangguan perkembangan fungsi penglihatan pada masa pertumbuhan. Umumnya, ambliopia bisa dipicu oleh strabismus atau mata juling, yang menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bekerja sama secara sejajar.
Kondisi ini mengarah pada perbedaan dalam penglihatan mata kiri dan kanan. Dampaknya, ambliopia yang dipicu oleh strabismus bisa memengaruhi produktivitas penderitanya.
Ditemui dalam acara “Bakti Sosial Operasi Mata oleh JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes selaku ketua Indonesian Pediatric Ophthalmology and Starbismus Society (INAPOSS) mengatakan kalau mata malas ini bisa terjadi di fase kritis, atau pada usia 0-3 tahun.
“Dasarnya adalah adanya gangguan penglihatan saat fase anak-anak tumbuh, atau fase kritis 0-8 tahun. di mana 3 tahun pertama adalah fase yang sangat kritis. Jadi ketika anak-anak ada gangguan penglihatan di fase itu kemudian tidak ditangani dengan baik maka akan terjadi mata malas,” ucap dr. Feti.
Penyebab Mata Malas Pada Anak
Mata malas bisa terjadi karena penglihatan yang abnormal, di mana jalur saraf antara lapisan tipis jaringan (retina) di bagian belakang mata dan otak. Sehingga mata yang lebih lemah akan menerima lebih sedikit sinyal visual.
Ketika anak mengalami hal ini, kemampuan mata untuk bekerja sama akan menurun, dan otak pun akan menekan atau mengabaikan masukan dari mata yang lebih lemah. Berikut ini beberapa penyebab mata malas pada anak:
-
Mata Juling (Strabismus)
Kondisi mata juling atau posisi mata yang tidak sejajar satu sama lain. Misalnya mata kanan mengarah ke atas, sedangkan mata kiri mengarah ke arah lain. Biasanya mata juling akan memengaruhi salah satu mata yang berpengaruh karena pandangan matanya menjadi tidak terpusat pada satu titik, bahkan bisa mengalami penglihatan ganda. Kondisi ini juga bisa menyebabkan mata malas pada anak yang menderitanya.
-
Katarak
Tidak hanya dialami oleh orang dewasa, katarak juga bisa dialami oleh anak-anak. Katarak ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa mata, sehingga penglihatan menjadi buram. Bila katarak terjadi pada salah satu mata, sangat mungkin menyebabkan mata malas.
-
Gangguan Refraksi
Gangguan refraksi terjadi karena adanya perbedaan proses masuknya cahaya pada mata. Misalnya rabun jauh atau kesulitan melihat jauh, atau astigmatisme atau pandangan yang kabur. Bila kondisinya tidak diobati, otak mungkin mulai lebih bergantung pada mata yang memiliki penglihatan lebih kuat, hingga akhirnya bisa menyebabkan mata malas.
Gejala Mata Malas Pada Anak
Sebenarnya kondisi mata malas sulit dideteksi, apalagi bila si kecil tidak mengidap mata juling. Kebanyakan mata malas baru terdeteksi ketika memang dilakukan screening atau pemeriksaan mata.
“Mata malas itu kan gangguan melihat, jadi gangguannya bisa dua-duanya tidak baik, atau satu mata saja. Yang susah dideteksi itu bila satu mata saja, kalau dia tidak juling maka yang satu bisa melihat yang satunya tidak bisa. Itu banyak ketahuannya saat screening di sekolah. ternyata yang satu bisa yang satu ngga,” ucap dr. Feti.
Namun ada beberapa gejala yang mungkin bisa Mama sadari sebelum dilakukannya screening, yaitu:
- Sering menyipitkan mata atau menutup mata
- Kedua mata atau salah satu mata tidak bekerja sama
- Persepsi kedalaman yang buruk
- Sering memiringkan kepala agar bisa melihat jelas
- Salah satu mata atau kedua mata sering bergerak ke arah luar atau dalam
- Si kecil sulit memperkirakan jarak atau kedalaman sesuatu
Faktor Risiko Mata Malas
Beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko mata malas pada anak meliputi:
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Riwayat keluarga yang memiliki mata malas
- Gangguan perkembangan
Cara Mengobati
Pengobatan mata malas sebenarnya tidak harus dengan operasi. Ada beberapa treatment yang bisa dilakukan untuk menghilangkan mata malas.
“Cara menghilangkan mata malasnya bisa dengan kacamata, berlatih tutup satu mata yang dominan supaya memaksa mata malasnya bekerja lebih baik. Namun waktu pengobatannya individualis atau tergantung masing-masing anak. Ada yang cepat ada yang tahunan,” jelas dr. Feti.
Salah satu cara mengatasinya adalah dengan melatih kembali otak dan memaksanya menggunakan mata yang lebih lemah. Semakin banyak otak menggunakannya, semakin kuat jadinya. Treatment lainnya yaitu:
-
Menutup sebelah mata yang dominan
Penutup mata ini mirip dengan plester. Seperti yang disebutkan di atas, otak harus menggunakan mata yang lebih lemah untuk melihat.
Berapa lama si kecil menggunakannya? Beberapa anak hanya perlu memakai penutup mata selama 2 jam sehari, namun anak lain mungkin perlu memakainya setiap saat. Hal ini ditentukan dari seberapa parah kondisi mata malasnya.
-
Kacamata korektif
Kacamata atau lensa kontak khusus dapat mengatasi masalah seperti rabun jauh, rabun jauh atau astigmatisma yang mengakibatkan mata malas.
-
Meneteskan obat tetes mata khusus pada mata yang lebih kuat
Meneteskan obat atropin 1 kali sehari dapat mengaburkan penglihatan dekat untuk sementara, sehingga memaksa otak untuk menggunakan mata lainnya. Cara ini mungkin akan mudah dilakukan dibandingkan dengan menggunakan penutup mata.
-
Filter Bangerter
Filter khusus ini ditempatkan pada lensa kacamata mata yang lebih kuat. Filter ini mengaburkan mata yang lebih kuat dan, seperti penutup mata, berfungsi untuk menstimulasi mata yang lebih lemah.
-
Operasi
Biasanya operasi akan dilakukan bila mata malas disebabkan kelopak mata yang turun atau katarak yang menyebabkan ambliopia deprivasi. Operasi ini biasanya dilakukan dengan bius total dan memerlukan waktu beberapa jam. Setelahnya, si kecil perlu menjalani pemulihan total di rumah sakit.
Setelah si kecil memulai pengobatan, penglihatannya mungkin mulai membaik dalam beberapa minggu. Namun mungkin perlu waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun si kecil mungkin masih perlu rutin menjalankan perawatan ini untuk mencegah munculnya ambliopia kembali.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Mata malas yang tidak diatasi hingga anak tumbuh dewasa akan menyebabkan banyak komplikasi. Komplikasi yang paling utama adalah penurunan penglihatan seumur hidup dan tidak dapat diubah. Kelainan fungsional penglihatan seperti penurunan ketajaman, sensitivitas kontras, dan interaksi spasial abnormal.
Anak dengan ambliopia bisa mengalami kesulitan melihat gambar tiga dimensi. Namun, persepsi kedalaman dari isyarat monokuler seperti ukuran, perspektif, dan paralaks gerak pada mata non-ambliopia biasanya tetap normal. Mereka juga akan mengalami kesulitan belajar. Misalnya saat membaca dan menjawab pertanyaan.
Ma, bila gejala mata malas pada anak ini sudah terlihat pada si kecil, tidak ada alasan untuk menunda pengobatannya. Karena semakin cepat diobati, semakin baik pula penglihatan si kecil.