Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan 1 dari 10 anak lahir prematur. Setiap tahunnya di seluruh dunia diperkirakan ada sebanyak 15 juta anak di seluruh dunia yang lahir prematur. Kelahiran bayi prematur adalah kelahiran yang terjadi kurang dari 37 minggu.
Berdasarkan catatan WHO, sekitar 1 juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur. Selain itu, banyak anak yang lahir prematur yang harus menghadapi kecacatan seumur hidup, termasuk ketidakmampuan belajar dan masalah penglihatan dan pendengaran.
Secara global, prematuritas adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.
Di negara berpenghasilan rendah, setengah dari bayi yang lahir pada atau di bawah 32 minggu (2 bulan lebih awal) meninggal karena kurangnya perawatan layak. Serta, tidak ada dukungan menyusui dan kurangnya perawatan dasar untuk infeksi dan kematian karena bayi kesulitan bernapas.
Meski begitu, di negara berpenghasilan tinggi atau maju, hampir semua bayi ini bertahan hidup.
Untuk mengetahui langkah perawatan yang tepat terhadap bayi yang lahir prematur, berikut adalah penjelasan dokter spesialis anak selengkapnya.
Hal-Hal yang Diperhatikan dalam Tumbuh Kembang Bayi Prematur
Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi menjelaskan anak prematur adalah anak yang dilahirkan kurang dari 37 minggu usia gestasi. Ia menegaskan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ini harus dipantau karena mereka masuk dalam kategori high risk atau risiko tinggi.
“Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya,” tuturnya dalam Webinar bertajuk “Peran Orang Tua untuk Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasi” yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition.
Ia kemudian menjelaskan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang anak, yaitu
- Physical health atau kesehatan fisik
- Learning and cognition atau perkembangan kognitif
- Mental health atau kesehatan mental
- Quality of life atau kualitas hidup
Berikut penjelasan selengkapnya terkait hal-hal yang harus dipantau orang tua:
-
Selalu Monitor Kesehatan Fisik Bayi Prematur
Prof. Rinawati menyebutkan masalah physical health yang dapat timbul pada anak lahir prematur sangat bermacam-macam, mulai dari gangguan pernapasan dan ketergantungan oksigen karena masalah pada paru hingga gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran yang harus dideteksi sedini mungkin.
Mereka juga berisiko untuk mengalami gangguan pertumbuhan stunting yang membuat pertumbuhan otaknya menjadi tidak optimal.
“Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan. Perhatikan kesinambungannya. Jangan pernah banding-bandingkan dengan anak lain, karena ini unik dan hanya milik si anak itu sendiri,” jelasnya.
-
Pentingnya Stimulasi untuk Perkembangan Kognitif Anak
Prof. Rinawati menyebutkan secara kemampuan kognitif dan bahasa anak lahir prematur harus distimulasi agar mampu mencerna informasi serta berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Ini nantinya akan memengaruhi keterampilan pra sekolah dan akademisnya.
“Orangtua tidak boleh acuh, pemantauan anak yang lahir dalam kondisi high risk harus terus dilanjutkan, tidak hanya berhenti sampai perawatan selesai atau sampai usia 2 tahun. Pemantauan anak-anak, termasuk anak risiko tinggi seperti anak yang lahir prematur harus dilakukan bahkan sampai dia memasuki usia dewasa agar berkembang menjadi SDM yang unggul,” ucap Prof. Rinawati.
-
Risiko Pubertas Dini
Ketika memasuki usia sekolah, yang tidak kalah penting untuk diperhatian menurut Prof. Rinawati adalah kesehatan metabolik anak. Karena sering kali menjelang usia remaja, muncul gejala pubertas terlalu dini karena gangguan hormon. Inilah salah satu alasan mengapa pemantauan anak-anak prematur harus dilakukan sesering mungkin dengan melibatkan berbagai macam dokter spesialis.
“Idealnya anak dengan risiko tinggi harus ditangani oleh tim khusus yang terdiri atas tenaga kesehatan dari berbagai ilmu multidisplin.”
Dengan melakukan pemantauan secara rutin maka intervensi nutrisi juga dapat dilakukan optimal. Meski anak prematur lahir dengan berat badan yang tidak sama dengan anak lahir cukup bulan, bukan berarti targetnya kemudian adalah menjadikan anak itu gemuk.
Bagaimana menjadikan anak lahir prematur yang berat awalnya 500 gram menjadi ideal?
“Menaikkan berat badan anak prematur tidak perlu cepat-cepat karena tidak ada yang instan. Semua harus diupayakan dengan sungguh-sungguh,” jawabnya.
Artinya orangtua harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui intervensi nutrisi tepat untuk anak lahir prematur. Terkait berat badan, sambung Prof. Rinawati, yang terbaik adalah protein hewani. “Harus ada protein hewani seperti daging, telur atau ikan.”
Demikian beberapa hal yang sebaiknya selalu dipantau dan diperhatikan orang tua terhadap pertumbuhan bayi yang lahir prematur. Semoga membantu.