WALANT: Teknik Operasi Tanpa Bius Total yang Minim Risiko dan Bisa Sambil Main Handphone!

Percaya tidak, kalau saat ini operasi tangan kini tidak lagi harus menegangkan. Hal ini tentu saja berkat kemajuan teknologi medis, sebab ada prosedur pembedahan bisa dilakukan tanpa bius total, yaitu teknik operasi  WALANT (Wide Awake Local Anesthesia No Tourniquet).

Menarik lagi, prosedur WALANT ini pasien tidak hanya tetap sadar sepenuhnya selama tindakan, tetapi bisa bisa berinteraksi dengan dokter, mendengarkan musik, bahkan bermain handphone sambil menjalani operasi untuk menghilangkan ketegangan.

Apa Itu Teknik Operasi  WALANT?

Dalam sesi media diskusi yang dilangsungkan RS Pondok Indah, dr. Oryza Satria, Sp.OT(K), subspesialis bedah tangan dan rekonstruksi mikro dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan sebenarnya teknik WALANT sudah cukup lama. Di mana metode WALANT mulai dikenal luas sejak diperkenalkan pada 2016 oleh dr. Donald H. Lalonde, ahli bedah plastik dari Kanada.

Untuk di kawasan Asia Tenggara, WALANT sudah banyak diterapkan di Malaysia, sementara metode ini sudah mulai di gunakan oleh beberapa Rumah Sakit di Indonesia, salah satunya adalah  RS Pondok Indah.

Operasi teknik WALANT merupakan metode operasi tangan yang dilakukan menggunakan anestesi lokal tanpa torniket. Torniket biasanya digunakan untuk menghentikan aliran darah selama operasi, namun bisa menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Teknik Operasi  WALANT

“Pada prosedur ini, dokter akan menyuntikkan obat bius lokal berisikan lidokain dan epinefrin dalam dosis aman di sekitar lokasi operasi. Obat bius ini disuntikkan di bawah kulit karena di bawah kulit karena ada banyak saraf di sana,” ungkap dr. Oryza Satria.

Dengan teknik operasi  WALANT, pembiusan dilakukan langsung di jaringan lunak sekitar area operasi menggunakan campuran anestesi lokal dan epinefrin. Hasilnya? Operasi bisa dilakukan tanpa rasa sakit, dengan kontrol pendarahan yang tetap baik.

Selain itu, berbeda dengan operasi secara konvensional, operasi teknik WALANT juga tidak membutuhkan infus, bahkan sebelum operasi dilakukan pasien pun tidak perlu melakukan puasa terolebih dulu.

Dikatakan dr. Oryza, “Dengan operasi teknik WALANT, pasien pun dapat pulang cepat setelah tindakan. Kalau bius total kan suka ada gejala pusing, ini tidak. Rembesan darah pun tidak banyak sehingga pemulihan bisa jauh lebih cepat.”

Lebih lanjut, dr. Oryza menjelasakan beberapa kelebihan lainya jika melakukan operasi dengan teknik WALANT, apa saja?

Kelebihan Teknik Operasi  WALANT Dibanding Teknik Operasi Konvensional

Teknik Operasi  WALANT

1. Minim Risiko Bius Umum

Tanpa perlu bius total, teknik ini cocok untuk pasien dengan komorbid seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan jantung yang berisiko tinggi jika dibius total. Bahkan metode operasi ini pun bisa dilakukan pada ibu hamil.

2. Pemulihan Lebih Cepat dan Nyaman

Pasien dapat langsung pulang setelah operasi tanpa menunggu efek bius hilang atau masa observasi pasca-pembiusan.

3. Teknik Operasi  WALANT  Bisa Efisiensi Biaya dan Waktu

Karena dilakukan sebagai prosedur rawat jalan dan tidak memerlukan fasilitas operasi besar, teknik ini cenderung lebih hemat secara finansial.

4. Pasien Bisa Terlibat Langsung

Pasien bisa menggerakkan tangan selama operasi untuk membantu dokter menilai hasil tindakan secara langsung.

5. Nyaman dan Tidak Menakutkan

Bagi banyak pasien, terutama yang takut jarum suntik,atau ruang operasi, suasana santai saat operasi WALANT membuat pengalaman menjadi jauh lebih tenang. Belum lagi adanya mengingat adanya efek pembiusa, terutama bius total yang bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pasien. Mulai dari kesesulitan bangun dari bius atau sedasi berkepanjangan, atau efek terjadinya kehilangan ingatan sementara.

Dengan teknik WALANT menghindari hampir semua risiko di atas. Pasien bisa tetap sadar, pernapasan tidak terganggu, dan tidak ada efek ‘hangover’ setelah operasi.

Teknik Operasi  WALANT Digunakan untuk Operasi Apa Saja?

Teknik Operasi  WALANT

Lebih lanjut dr. Oryza Satria, Sp.OT(K), mengungkapkan bahwa teknik operasi  WALANT sudah terbukti efektif untuk berbagai tindakan bedah tangan, seperti:

  • Trigger finger release (jari pelatuk)
  • Carpal tunnel syndrome
  • Reparasi tendon dan saraf
  • Operasi gangguan pada sendi jari
  • Cedera tangan ringan hingga sedang
  • Pengangkatan kista ganglion

Siapa Saja yang Cocok Menjalani Operasi dengan Metode WALANT?

Metode WALANT ideal untuk berbagai kalangan pasien, terutama mereka yang ingin atau perlu menghindari pembiusan total. Berikut adalah kelompok pasien yang sangat cocok menggunakan teknik ini:

1. Pasien dengan Penyakit Penyerta (Komorbid)

Banyak pasien dengan penyakit seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung, atau gangguan pernapasan merasa ragu untuk menjalani operasi karena risiko anestesi umum yang lebih tinggi. WALANT menjadi solusi aman karena hanya menggunakan bius lokal dan tidak memengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan.

2. Lansia

Orang lanjut usia sering kali lebih rentan terhadap efek samping bius total, seperti kebingungan pascaoperasi atau gangguan fungsi otak sementara. Dengan WALANT, mereka tetap bisa menjalani tindakan bedah tanpa risiko tersebut.

2. Pasien dengan Fobia Terhadap Anestesi Umum

Ada pasien yang cemas terhadap kondisi tidak sadar selama operasi atau takut harus dirawat inap. Teknik operasi WALANT memungkinkan mereka tetap sadar, dalam suasana santai, dan bahkan bisa pulang di hari yang sama.

3. Pekerja Aktif atau Orang dengan Mobilitas Tinggi

Karena prosedur WALANT dilakukan sebagai tindakan rawat jalan dan pemulihan lebih cepat, metode ini cocok bagi mereka yang tidak bisa mengambil waktu istirahat panjang, seperti pekerja kantoran, wirausaha, atau ibu rumah tangga aktif.

4. Pasien dengan Cedera Lokal atau Gangguan Fungsional Tangan Ringan hingga Sedang

Teknik operasi  WALANT paling efektif untuk tindakan-tindakan seperti perbaikan tendon, saraf, operasi carpal tunnel syndrome, jari pelatuk, atau pengangkatan kista kecil pada tangan.

Meski demikian, tentu saja tidak semua jenis operasi bisa dilakukan dengan WALANT. Untuk kasus trauma berat, operasi kompleks, atau kebutuhan rekonstruksi besar, pembiusan total mungkin tetap diperlukan. “Termasuk untuk pasien yang masih anak-anak, ya. Karena usia anak-anak biasanya masih belum bisa kooperatif, pasien yang takut melihat darah dan mereka yang memiliki riwayat gangguan kejiwaan,” ujar dr. Oryza Satria lagi.

WALANT bisa menjadi salah satu solusi cerdas dan modern untuk operasi tangan yang nyaman, efisien, dan minim risiko. Tak hanya memudahkan pasien, teknik ini juga memberikan keuntungan besar bagi dokter dalam mengevaluasi hasil operasi secara real time. Meski demikian, melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi atau bedah tangan merupakan langkah terbaik untuk menilai apakah pasien cocok menjalani teknik teknik operasi  WALANT.

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

forty five − forty four =