Jangan Keliru, Ini Beda Gumoh dan Muntah pada Bayi

beda gumoh dan muntah pada bayi, penyebab bayi gumoh, bayi gumoh

Gumoh dan muntah adalah dua hal yang mungkin kerap dijumpai pada bayi. Gumoh sering ditemui pada bayi sampai usia 1 tahun dan merupakan hal yang normal terjadi. Tapi sebenarnya, apa beda gumoh dan muntah pada bayi?

Sebagaimana dikutip laman IDAI, angka kejadian gumoh selama 2 bulan pertama kehidupan bayi lebih tinggi dibanding negara lain. IDAI juga mencatat, sebanyak 25% bayi Indonesia mengalami gumoh lebih dari 4 kali selama bulan pertama dan 50% bayi mengalami gumoh 1 – 4 kali per hari sampai usia 3 bulan.

Sementara itu, muntah adalah gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada siapa saja, baik bayi, anak kecil sampai orang dewasa.

Mama dan Papa mungkin mempunyai kekhawatiran tersendiri terkait gumoh dan muntah yang terjadi pada si kecil. Berikut ini penjelasan beda gumoh dan muntah pada bayi.

Bacaan Lainnya

 Apa Itu Gumoh pada Bayi

beda gumoh dan muntah pada bayi, bayi menyusu, ibu menyusui bayi tiduran

Gumoh (spit-up) adalah apa yang terjadi ketika isi perut si kecil keluar dengan mudah (tidak melalui paksaan) melalui mulutnya. Gumoh ini sering disertai dengan sendawa.

Gumoh ini hal yang biasa terjadi dengan bayi, terutama di awal-awal kelahirannya. Setiap bayi akan mengalami gumoh setidaknya sesekali, dan beberapa bayi yang lain mengalami dalam frekuensi yang lebih sering, bahkan setiap kali bayi menyusu.

Sebagian besar bayi yang mengalami gumoh ini adalah upaya mereka menunjukkan tanda-tanda si kecil ‘senang’. Mereka puas, nyaman, dan tumbuh dengan baik, dan tidak memiliki masalah pernapasan. Jadi Mama dan Papa tidak perlu khawatir.

Penyebab Gumoh pada Bayi

beda gumoh dan muntah pada bayi, bayi sendawa, bayi gumoh

Saat bayi menyusu, susu akan meluncur melewati bagian belakang tenggorokannya dan turun ke kerongkongan, lalu ke perut, melalui sebuah cincin otot yang menghubungkan kerongkongan dan perut. 

Cincin ini akan terbuka untuk membiarkan susu masuk ke perut, dan kemudian menutup lagi. Jika cincin itu, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, tidak mengencang, ASI bisa naik kembali. Itu dinamakan refluks.

Bayi sangat mungkin mengalami refluks karena perutnya kecil – seukuran kepalan tangan atau bola golf – sehingga mudah terisi. Selain itu, katup tempat kerongkongan bertemu dengan perutnya mungkin belum cukup matang untuk bekerja sebagaimana mestinya. Itu biasanya berubah sekitar usia 4 hingga 5 bulan. Setelah usia itu, frekuensi gumoh si kecil mungkin akan berkurang.

Apakah gumoh dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi? Gumoh yang normal tidak mengganggu kesehatan bayi. Selama bayi tampak nyaman dan makan dengan baik dan berat badannya bertambah, tidak banyak yang perlu dikhawatirkan. 

Jika berat badan bayi bertambah, maka Mama tidak perlu khawatir.

 Apa Beda Gumoh dan Muntah pada Bayi?

Yang perlu dicermati, gumoh ini tidak sama dengan muntah. Laman Mayo Clinic menjelaskan, gumoh adalah keluarnya isi perut bayi melalui mulutnya dengan mudah dan tanpa tekanan atau paksaan, yang biasanya terjadi dibarengi dengan sendawa.

Sementara itu, muntah terjadi saat aliran cairan yang keluar dari mulut kuat. Saat bayi muntah ia akan mengeluarkan perutnya dengan kekuatan dan kontraksi otot.

Penyebab muntah pada bayi, antara lain:

 Gastroenteritis atau flu perut, yaitu muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus.

  • Alergi makanan atau intoleransi susu.
  • Gastro-oesophageal reflux – di mana isi perut keluar kembali ke kerongkongan.
  • Lubang yang terlalu besar pada dot botol, yang menyebabkan bayi menelan terlalu banyak susu.
  • Tidak sengaja menelan sesuatu yang beracun.
  • Stenosis pilorus kongenital – suatu kondisi saat lahir yaitu saluran dari perut ke usus telah menyempit, sehingga makanan tidak dapat melewatinya dengan mudah; ini menyebabkan muntah proyektil.
  • Hernia yang tercekik – bayi akan sering muntah dan menangis seolah-olah sangat kesakitan; ini harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis
  • Intussusception yang disertai muntah. Jika ini terjadi, biasanya bayi akan terlihat pucat, terkulai dan memiliki gejala dehidrasi

 Demikian beda gumoh dan muntah pada bayi untuk Mama dan Papa cermati. Semoga bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × two =