Belakangan ini Rina sering kali dibuat bingung karena puteranya Dafa, yang berusia 10 bulan yang mulai melakukan aksi gerakan tutup mulut atu GTM. Rina mengatakan, awalnya, Dafa lahap makan saat memulai MPASI, tetapi seiring waktu ia mulai menolak makanan yang diberikan. Rina mencoba berbagai cara, sampai-sampai menempuh jalan terakhir dengan memberi makan sambil menggendong atau menyalakan video sebagai distraksi, tetapi GTM semakin memburuk. Ia pun makin was-was, dan bertanya-tanya adakah metode gerakan lahap makan yang bisa dilakukan.
Rina semakin khawatir lantaran berat badan Dafa stagnan, bahkan mengalami penurunan, tak hanya itu Dafa pun menjadi lebih mudah rewel. Setiap kali makan, Dafa memalingkan wajah, menutup mulut, atau bahkan menangis saat diberi sendok. “Pusing, deh, saya harus bagaimana ya? Takut banget kalau tumbuh kembangnya jadi terhambat, apalagi sampai stunting,” urainya saat sesi curhat di WhatsApp Grup Komunitas Parentsquads.
Apa yang dirasakan Rina, nyatanya memang banyak dirasakan Mama yang lain. Setidaknya hal ini dibuktikan lewat keluh kesah yang serupa. Banyak Mama yang was-was sebab tanpa intervensi yang tepat, anak yang terus mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) dapat berisiko memengaruhi tumbuh kembangnya.
Hal ini pun ditegaskan dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc dalam sesi media edukasi yang digagas SUN ‘Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan)’.
Waspada dengan Risiko Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak
Menurut dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc, GTM umumnya dipicu oleh tiga faktor utama yang saling berkaitan, dimulai dari waktu pemberian makan, variasi makanan dan tekstur yang perlu disesuaikan sesuai dengan usia anak, serta cara pemberian makan. “Untuk mengatasi GTM, orang tua perlu menguasai 3 metode penting agar anak lahap makan,” ujarnya.
Cegah Gerakan Tutup Mulut pada Anak
- Pastikan anak sudah lapar dengan memberi jeda 2-3 jam sebelum makan dan dalam kondisi tidak mengantuk.
- Mama perlu memerhatikan variasi rasa dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Selain itu, pastikan tekstur makanan sesuai tahapan usianya.
- Hal orang tua perlu memperhatikan cara pemberian makan yang tepat, seperti memastikan posisi duduk yang benar saat makan. Kebiasaan memberi makan sambil menggendong anak sebaiknya dihindari karena posisi punggung dan leher anak harus tegak.
“Nggak cuma itu, ya, saat memberikan makan anak kita perlu meminimalkan distraksi agar anak dapat mengenali makanannya serta belajar mengunyah dan menelan dengan baik,” jelas dr. Dimple Nagrani saat peluncuran Metode GLM di The Gallery Cibis Park, Jakarta, belum lama ini.
Ketika anak mulai melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM), dr. Dimple mengingatkan agar para orang tua terus berupaya melakukan upaya melakukan Gerakan Lahap Makan (GLM). Sebab, jika GTM dibiarkan tentu saja tidak menimbulkan dampak psikologis pada orang tua dimana
orang tua yang menghadapi anak dengan GTM dalam waktu lama dapat mengalami stres dan kecemasan yang berdampak pada cara mereka mengasuh anak.
Risiko yang Bisa Muncul dari Gerakan Tutup Mulut pada Anak
Lebih lanjut, dr. Dimple juga menjelaskan risiko lain jika ada melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM).
1. Kurang Gizi dan Malnutrisi
Anak yang menolak makan dalam waktu lama dapat mengalami kekurangan zat gizi penting seperti protein, zat besi, kalsium, dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Ini bisa berdampak pada daya tahan tubuh yang menurun dan meningkatkan risiko infeksi.
2. Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan asupan nutrisi dapat menyebabkan berat badan dan tinggi badan anak tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan yang direkomendasikan. Jika berlanjut, anak bisa mengalami stunting atau pertumbuhan yang terhambat.
3. Penurunan Daya Tahan Tubuh
Asupan gizi yang kurang dapat membuat anak lebih rentan terhadap penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan dan diare, karena sistem imunnya tidak berkembang dengan baik.
4. Gangguan Perkembangan Kognitif
Nutrisi yang cukup sangat penting bagi perkembangan otak anak. Kekurangan nutrisi tertentu, seperti zat besi dan omega-3, bisa berdampak pada konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar di masa depan.
5. Gangguan Pola Makan Jangka Panjang
Jika GTM tidak ditangani dengan tepat, anak bisa mengembangkan kebiasaan makan yang buruk, seperti hanya mau makan makanan tertentu (picky eating) atau mengalami kecemasan saat makan.
SUN Ajak Orang Tua Melakukan Metode Gerakan Lahap Makan (GLM)
Menyadari kegelisahan para ibu terkait GTM (Gerakan Tutup Mulut), SUN, sebagai brand terbesar makanan pendamping ASI dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), memperkenalkan Metode GLM yang diciptakan bersama dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc untuk membantu ibu agar anak-anak bisa lahap makan dan tercukupi gizinya.
Stephanie Lay, Head of Marketing Indofood Nutrition and Special Foods Division menjelaskan, “Berdasarkan pengalaman kami, banyak ibu yang memilih bubur SUN karena tekstur dan variasi rasanya yang disukai anak-anak, sehingga mereka makan dengan lahap. Hal ini mendorong semangat kami untuk terus berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan gizi anak melalui produk-produk SUN yang gizinya lengkap, serta memberikan edukasi tentang cara mengatasi GTM dengan Metode Gerakan Lahap Makan atau GLM. Kami berharap metode ini dapat mendorong para ibu untuk mengatasi masalah GTM pada anak, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan terhindar dari masalah makan yang berisiko mempengaruhi tumbuh kembang mereka.”
Sebagai Brand Ambassador SUN, keluarga selebriti Alyssa Soebandono dan Dude Harlino juga berbagi pengalaman, “Kami menyadari bahwa setiap anak itu unik sehingga selalu ada hal baru yang dipelajari, termasuk saat menghadapi anak GTM. Kami ingin menjadi teman bagi para ibu yang ingin membuat anaknya makan lebih lahap melalui 3 metode GLM. Ketiga anak saya adalah ‘Anak SUN’ karena varian rasanya sesuai dengan selera mereka. Bubur SUN juga sangat mudah untuk dikreasikan menjadi berbagai resep Nusantara yang enak dan bergizi.”
SUN sebagai bubur bayi No.1 di Indonesia yang telah dipercaya ibu selama lebih dari 30 tahun, terus menghadirkan inovasi produk MPASI yang praktis, aman, dan bergizi yang diperkaya Esenutri: mengandung tinggi zat besi dan omega 3 & 6 untuk membantu bayi makan lebih lahap. Produk SUN juga telah bersertifikasi BPOM dan memenuhi The Codex Alimentarius Commission, yaitu standar internasional untuk keamanan pangan guna memastikan produk SUN aman untuk bayi, seperti tanpa pengawet serta tanpa perisa tambahan, sehingga ibu bisa merasa lebih tenang dalam memberikan MPASI.
Stephanie juga mengungkapkan harapannya, dengan adanya Gerakan Lahap Makan ayang digagas SUN ini dapat membantu para ibu di Indonesia dalam menghadapi tantangan GTM dengan metode yang lebih mudah dimengerti dan dipraktekkan. “Gerakan Lahap Makan ini akan kami perkenalkan secara masif ke lebih dari 2.000 posyandu di seluruh Indonesia,” tutup Stephanie di akhir acara.

Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads