Tak Harus Menikah Dulu, Luna Maya Lakukan Egg Freezing, Seperti Apa Prosedurnya?

apa itu egg freezing, luna maya menikah
Instagram Luna Maya

Jauh sebelum menikah, tepatnya pada tahun 2021, aktris Luna Maya dikabarkan melakukan egg freezing. Sebenarnya, apa itu egg freezing? Apakah prosedurnya aman dan tidak membahayakan sistem reproduksi perempuan? Cari tahu jawabannya lewat artikel ini, ya. 

Ma, berbicara masalah kesuburan perempuan sebenarnya dimulai saat memasuki usia remaja hingga 36 tahun.  Dalam perjalanannya, sistem reproduksi perempuan bisa saja bermasalah. Misalnya karena alasan medis, di mana harus menjalani perawatan yang dapat membahayakan kesuburan, atau faktor lainnya.

Meski demikian, dewasa ini banyak perempuan yang memustuskan menunda menikah. Alasannya pun sangat beragam, ada yang dikarenakan ingin mengejar karier lebih dulu atau disebabkan belum menemukan pasangan hidup yang tepat untuk membangun sebuah keluarga. Persis seperti yang dialami Luna Maya yang baru menikah di usia 41 tahun. 

Meski dianggap telat menikah sehingga berisiko sebabkan terjadinya gangguan kesuburan, Luna Maya melakukan egg freezing. Metode ini juga bisa jadi solusi bagi perempuan berusia di atas 40an yang belum menemukan pasangan yang tepat untuk membangun sebuah keluarga.

Bacaan Lainnya

Apa itu Egg Freezing dan Bagaimana Prosedurnya?

Dijelaskan pada laman Penn Medicine, egg freezing atau pembekuan sel telur atau oocyte cryopreservation merupakan proses pengumpulan dan pembekuan sel telur yang tidak dibuahi untuk digunakan di kemudian hari. 

Prosedurnya sama seperti proses In-vitro fertilization (IVF), yaitu sel telur diambil kemudian dibekukan (nitrogen bersuhu minus 196 derajat celcius) dan disimpan. 

Namun, dijelaskan pada laman IVF Australia, sebelum sel telur diambil, pasien harus mengkonsumsi obat kesuburan terlebih dulu agar mampu menghasilkan beberapa folikel yang mengandung sel telur.

Setelah itu, melalui pemeriksaan hormon dan ultrasonografi (USG), dokter akan mengevaluasi kemajuan perkembangan folikel-folikel tersebut.

Saat folikel sel telur sudah siap, dengan panduan USG dokter akan mengambil folikel tadi menggunakan jarum. Saat proses terjadi, Mam akan dibius sehingga tidak merasakan sakit sama sekali. 

Folikel sel telur yang diambil dipindahkan dan dibekukan di laboratorium penyimpanan khusus. Sel telur tersebut bisa disimpan bertahun-tahun dengan aman tanpa kerusakan berarti.

Dan saat Anda benar-benar sudah siap untuk hamil, dokter (spesialis infertilitas) akan mencairkan (menghangatkan) sel telur dan membuahinya menggunakan sperma suami Anda. Setelah sel telur berkembang menjadi embrio, baru dipindahkan ke dalam rahim Anda.

Kondisi yang Disarankan untuk Melakukan Egg Freezing?

apa itu egg freezing
Foto: Blueshot/Getty Images

Menurut dr. William T. Wahono, Sp.OG, Dokter Spesialis Kandungan dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia, ada beberapa kondisi yang sangat disarankan untuk melakukan egg freezing. Yaitu: 

  1. Kondisi-kondisi kelainan jinak. “Misalnya kista yang besar, endometriosis yang menyebabkan cairan sel telur turun,” kata dr. William.
  2. Cadangan sel telur yang sudah sedikit –dan belum ada rencana menikah atau memiliki anak dalam waktu dekat.
  3. Masalah kesehatan serius, seperti kanker. Radiasi dari kemoterapi bisa menurunkan cadangan telur, sehingga sebelum melakukan terapi ada baiknya melakukan egg freezing lebih dulu. 
  4. Alasan sosial. “Perempuan sekarang kan banyak juga yang mengejar karier dulu, belum bertemu dengan pasangan yang tepat, sementara usianya bertambah. Jadi akan lebih baik untuk menyimpan telur saat usianya lebih muda, let’s say di bawah 35 tahun dibandingkan setelah usianya 35 tahun atau bahkan di atas 40 tahun,” dr. William menambahkan.

Efek Samping Egg Freezing

Egg freezing juga bisa menimbulkan efek samping pada beberapa orang, meskipun hal ini sangat jarang terjadi. Umumnya efek samping terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon alami ibu yang terjadi akibat stimulasi ovarium. 

Hopkins Medicine menjelaskan efek sampingnya sebagai berikut:  

  • Mood swing (perubahan suasana hati)
  • Sensasi panas pada beberapa area tubuh
  • Sakit kepala
  • Mual

Dan usai prosedur pengambilan sel telur, beberapa perempuan juga kemungkinan mengalami kembung, kram, dan/atau nyeri ringan. 

Amankah Egg Freezing?

Aman, kok! Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pembekuan sel telur tidak meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan juga cacat lahir pada bayi. Bahkan hingga saat ini, sudah ada ribuan bayi di seluruh dunia yang terlahir melalui prosedur egg freezing

Praktik medis ini juga sudah dibuktikan hasilnya sejak lama (tahun 1986 anak hasil egg freezing lahir untuk pertama kalinya), dan sudah juga diakui oleh American Society of Reproductive Medicine.

Meskipun prosedurnya terkesan mudah dan aman, tetap saja pembekuan sel telur ini bukan prosedur yang bisa dilakukan tanpa pertimbangan. Anda perlu memikirkannya matang-matang sebelum memutuskan melakukan egg freezing

Saat melakukan metode ini, Anda tidak hanya harus merasa nyaman, tapi juga mengikuti semua tahapan dengan benar dan tepat. Dimulai dari konseling, melakukan proses pembekuan, perawatan hingga pembiayaan. 

“Jangan khawatir, saat ini teknologi untuk menyimpan sel telur sudah sangat baik, sehingga ketika saatnya nanti akan digunakan recovery rate-nya sangat baik dan bisa dibuahi,” tutup dr. William.

Tingkat Keberhasilan

Meski banyak yang berhasil, tidak ada jaminan juga bahwa egg freezing menghasilkan kehamilan. Ya, tetap ada kemungkinan beberapa sel telur Anda tidak dapat bertahan hidup, atau tidak dapat dibuahi sehingga kehamilan gagal terjadi. Sebenarnya kondisi ini pun akan terjadi ketika melakukan proses bayi tabung atau metode IVF

Biar bagaimanapun, faktor usia Anda saat sel telur dibekukan dan jumlah sel telur yang disimpan menjadi faktor penentu yang penting.

Penn Medicine menulis tingkat keberhasilan pembekuan sel telur sebagai berikut:

  • Perempuan usia di bawah 35 tahun: Satu siklus terstimulasi menghasilkan 10–13 sel telur di mana 7–10 di antaranya cocok untuk vitrifikasi dan penyimpanan.
  • Sekitar 80-90% sel telur dapat bertahan hidup saat dipanaskan di masa mendatang.
  • Sekitar 50-80% sel telur yang bertahan hidup bisa dibuahi.
  • Sekitar 20-40% sel telur yang dibuahi dapat berkembang menjadi embrio.

Tingkat keberhasilan akan menjadi lebih rendah lagi jika yang melakukan egg freezing adalah perempuan berusia di atas 35 tahun.  Untuk itu, jika memang  memiliki rencana untuk melakukan egg freezing, sebaiknya dilakukan segera. 

Biaya yang Dibutuhkan

Setelah mengatahui apa itu egg freezing, tentu akan menimbulkan rasa penasaran berapa biaya yang perlu dikeluarkan? Laman IVF Australia menyebutkan, biayanya $5.278 atau sekitar Rp56 juta (setelah dikonversikan ke rupiah per 8/5/2025). Bahkan laman Care Fertility menyebutkan biaya yang jauh lebih besar, yaitu $10.000 (sekitar Rp105 jutaan) per siklus ditambah $400 (sekitar Rp4,3 juta) per tahun untuk penyimpanan sel telurnya.

Sementara di Indonesia menurut laman Ciputra IVF, biayanya pada 2024 sekitar Rp40-50 juta. Tapi itu belum termasuk biaya penyimpanan sel telur yang perlu dibayar setiap tahunnya, ya. 

Anda tertarik melakukan egg freezing? Sebelum memutuskan, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter spesialis kesuburan Anda. Bicarakan mengenai tujuan, kondisi kesehatan,  untuk lebih memahami apakah pembekuan sel telur merupakan pilihan untuk keadaan khusus yang dialami.

Yang pasti, egg freezing bisa jadi solusi bagi perempuan yang ingin tetap menjaga kesuburan dan tidak mau terburu-buru memiliki anak, baik itu karena alasan medis, profesionalisme kerja, atau lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

÷ two = three