5 Tanda Anak Terlambat Bicara, Kapan Perlu Dibawa ke Terapis?

tanda anak terlambat bicara, anak bicara dengan ibu, ibu dan anak

Buah hati Mama menunjukkan tanda terlambat bicara? Segera bawa ke terapis wicara, yuk. Dengan memeriksakannya sesegera mungkin, masalah anak juga bisa ditangani lebih cepat. Ini dia tanda anak terlambat bicara yang perlu Mama waspadai!

Bedanya Wicara dengan Bahasa

Pertama, yang perlu Mama ketahui adalah, berbicara dan bahasa itu dua hal berbeda –banyak orangtua yang belum paham mengenai perbedaannya. Wicara atau berbicara adalah ekspresi verbal seseorang melalui bahasa yang digunakan ketika di dalamnya ada artikulasi (cara seseorang membentuk suara dari kata-kata yang digunakannya).

Sementara bahasa adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lainnya melalui tanda seperti gerakan dan kata (verbal, nonverbal atau tertulis) –komunikasi dipahami oleh keduanya.

Jadi, seseorang yang memiliki masalah wicara tidak sama dengan orang yang memiliki masalah bahasa, atau sebaliknya. Misalnya begini:

Bacaan Lainnya
  • Seorang anak dengan keterlambatan bahasa mungkin mengucapkan kata-kata dengan baik, tapi belum mampu menggabungkan dua kata.
  • Seorang anak dengan keterlambatan bicara mungkin bisa menggunakan kata dan frasa saat mengungkapkan ide, tapi sulit untuk memahaminya.

Tanda Anak Terlambat Bicara, Apa yang Perlu Diwaspadai?

tanda anak terlambat bicara, anak bicara dengan ibu, ibu dan anak

Sama seperti perkembangan keterampilan (milestone) lainnya, perkembangan berbicara dan penguasaan bahasa pada tiap anak juga berbeda-beda. Setiap kemajuan dan keterlambatan itu memiliki tanda dan gejala, Ma. Oleh karena itu, diperlukan panduan agar Mama bisa melakukan skrining pada tiap perkembangannya.

Memang sulit bagi orangtua mengetahui apakah buah hatinya menunjukkan tanda anak terlambat bicara. Tapi bila anak Mama sama sekali tidak merespon suara atau bersuara, ada baiknya segera memeriksakan anak ke dokter.

Julia K. Hartnett, MS, CCC-SLP, Terapis Wicara dan Bahasa dari Nemours Children’s Health menjelaskan tanda apa saja yang perlu Mama waspadai seputar masalah wicara dan bahasa pada anak. Ini dia:

  • Usia 12 bulan

Tidak menggunakan gerakan saat berbicara. Sebagai contoh, ketika anak menginginkan mainan, ia hanya merengek ingin main tanpa menunjuk mainan apa yang dimaksud. Atau, saat ayahnya akan berangkat kerja, anak tidak melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan –umumnya balita yang sedang belajar bicara senang melambaikan tangannya.

  •  Usia 18 bulan

  1. Lebih memilih menggunakan isyarat daripada vokalisasi (bicara) saat berkomunikasi. Misalnya, membuat mulut seolah-olah mengecap atau menempelkan kelima jarinya ke bibir ketika menginginkan makanan.
  2. Kesulitan menirukan suara, seperti suara mobil “brum, brum…” atau suara binatang “auuuummm….”
  3. Memiliki kesulitan memahami permintaan verbal sederhana, seperti ketika Mama meminta, “Coba bawa mobil-mobilannya ke sini, Nak.” Si kecil hanya melongo saat mendengar perkataan Mama dan tidak melakukan apapun.
  • Usia 2 tahun

  1.  Hanya dapat meniru ucapan atau tindakan dan tidak menghasilkan kata atau frasa secara spontan. Misalnya ketika Anda mengajaknya menyanyikan lagu yang biasa dinyanyikan bersama anak. Anak hanya mengikuti gerakan Mama, tapi tidak kunjung hapal lirik lagunya.
  2. Mengucapkan beberapa bunyi atau kata berulang kali dan tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi lebih dari kebutuhan mendesaknya. Seperti ketika anak haus, ia hanya bilang, “Minum, minum, minum…” alih-alih mengatakan, “Aku haus, Ma, mau minum.”
  3. Tidak bisa mengikuti petunjuk sederhana. Seperti perintah, “Coba masukkan bolanya ke dalam keranjang itu, Nak. Kalau sudah masuk, kamu lari ke arah Papa, ya.”
  4. Memiliki nada suara yang tidak biasa, seperti suara serak atau sengau.

Periksa juga apakah ucapan si kecil lebih sulit dipahami daripada perkembangan yang diharapkan pada usianya, seperti:

  • Setidaknya orangtua harus memahami sekitar 50% ucapan anak di usia 2 tahun dan 75% di usianya 3 tahun.
  • Pada usia 4 tahun, Mama atau orang lain di sekitar kalian sudah memahami seluruh ucapan anak.

Bila anak mengalami keterlambatan bicara atau menguasai bahasa, jangan khawatir, Ma. Tiap anak mengalami perkembangannya masing-masing –ada yang lebih cepat atau lebih lambat. Ada baiknya, bila Anda curiga anak mengalami keterlambatan, segera periksakan ke dokter agar bisa ditangani sedini mungkin.

5 Penyebab Keterlambatan Bicara atau Bahasa

Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan keterlambatan bicara dan atau bahasa. Di antaranya:

  1. Gangguan pada mulut anak, seperti masalah di lidah atau langit-langit mulut.
  2. Frenulum pendek (lipatan di bawah lidah), sehingga membatasi pergerakan lidah.
  3. Masalah oral-motorik. Banyak anak dengan keterlambatan bicara juga memiliki masalah oral-motorik, di mana pusat masalahnya berada di area otak. Hal ini menyebabkan anak sulit mengkoordinasikan bibir, lidah, dan rahang dalam membuat suara atau ucapan. Anak yang mengalami gangguan oral-motorik biasanya juga bermasalah dalam hal makan.
  4. Masalah pendengaran juga dapat memengaruhi kemampuan berbicara, memahami, dan meniru. Bila dicurigai keterlambatan anak dikarenakan pendengarannya, nanti audiolog akan menguji pendengaran anak.
  5. Infeksi telinga, terutama infeksi kronis, juga dapat memengaruhi pendengaran. Tapi bila telinga salah satu pendengarannya normal, kemampuan bicara dan bahasa anak tetap bisa berkembang normal juga.

Cara Mendiagnosis Keterlambatan Bicara atau Bahasa

tanda anak terlambat bicara, anak bicara dengan ibu, ibu dan anak

Bila Mama melihat tanda anak terlambat bicara semakin jelas, segera temui speech-Language Pathologist/SLP atau terapis wicara. Sang ahli nanti akan memeriksa kemampuan bicara dan bahasa anak, juga melakukan tes standar dan mencari sejauh mana tonggak perkembangan bicara dan bahasa buah hati Anda.

Lengkapnya, ini yang akan diperiksa oleh terapis wicara:

  • Apa yang dipahami anak (bahasa reseptif atau receptive language).
  • Apa yang bisa dikatakan anak (bahasa ekspresif atau expressive language).
  • Perkembangan suara dan kejernihan bicara anak.
  • Status oral-motor anak: Bagaimana kondisi mulut, lidah, langit-langit, dan lainnya itu bisa bekerja sama dalam membangun kemampuan bicara, makan, menelan atau lainnya.

Bila diperlukan, ahli patologi wicara akan merekomendasikan terapi wicara pada anak untuk meningkatkan keterampilan bicara dan bahasanya, serta mengedukasi orangtua mengenai apa yang perlu dilakukan di rumah untuk membantu anak.

Cara Mencegah dan Mengatasi Kemampuan Bicara dan Bahasa Anak

Orang tua juga sangat berperan dalam membantu anak dalam meningkatkan kemampuannya ini. Dan ini biasanya yang perlu Mama lakukan untuk mendorong perkembangan bicara dan bahasa si kecil:

  1. Fokus pada komunikasi. Seringlah berbicara dengan anak. Nyanyikan ia lagu dorong anak menirukan suara dan gerak tubuh Mama.
  2. Bacakan anak buku atau cerita. Ini bisa Anda lakukan sesaat sebelum tidur atau di waktu bermainnya –lakukan sejak usia dini. Mama bisa menggunakan soft book, board book atau buku cerita bergambar yang sesuai dengan usia anak. Dorong juga anak untuk melihat saat Anda menamai gambarnya.
  3. Lakukan sehari-hari. Untuk mengembangkan ucapan dan bahasa anak, berbicaralah kepadanya sepanjang hari atau waktu atau sesering mungkin di mana pun saat Anda bersamanya. Misalnya, saat Anda dan anak berada di minimarket, jelaskan apa yang Anda lakukan di sana, apa yang ingin Anda beli, bagaimana cara membayar belanjaan, dan lainnya.
  4. Hindari bahasa bayi! Ada beberapa orangtua yang menggunakan bahasa bayi saat berkomunikasi dengan anaknya. Seperti ‘makan’ jadi ‘mamam’, ‘tidur’ jadi ‘bobo’, atau lainnya. Intinya, Ma, gunakan bahasa yang baik dan benar.

Mengenali tanda anak terlambat bicara sangat penting. Dengan begitu orang tua bisa melakukan penanganan sedini mungkin. Hubungi dokter anak bila merasa khawatir dengan perkembangan bicara atau bahasa si kecil.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× three = twenty seven