Mengapa anak sering menolak makan sayur? Pada anak usia 2-6 tahun, anak kerap ragu mencoba makanan baru, termasuk sayuran. Kondisi ini juga bisa disebut sebagai neofobia makanan. Alasan anak susah makan sayur salah satunya karena si kecil cenderung lebih menyukai rasa manis dan mungkin menemukan beberapa sayuran tidak enak. Akibatnya, anak mungkin menolak atau hanya mau makan sedikit variasi sayur. Lantas, bagaimana caranya agar anak konsumsi sayur?
Manfaat Anak Konsumsi Sayur
Sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Anak-anak perlu didorong untuk mengonsumsi berbagai jenis sayur, alih-alih memberikan makanan ringan manis yang tinggi lemak dan gula. Bila rutin makanan beragam sayuran, anak akan mendapat nutrsi sebagai berikut:
- Mengurasi risiko anak mengalami obesitas.
- Meningkatkan kesehatan dan melindungi dari penyakit, baik sekarang maupun di masa depan.
- Menjamin pertumbuhan dan perkembangan sehat anak.
- Menguatkan sistem imun anak dan membantu melawan penyakit. Ada bukti kuat bahwa nutrisi dari sayur dan buah dapat mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung.
- Kandungan serat yang tinggi membantu fungsi sistem pencernaan yang baik dan mencegah sembelit.
Dalam sayuran terdapat beberapa vitamin, di antaranya:
-Vitamin E yang tinggi antioksidan, berperan dalam memperlambat penuaan.
-Vitamin B dapat membantu metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
-Vitamin C yang juga tinggi antioksidan, membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat penuaan.
-Beta Karoten yang meningkatkan daya tahan tubuh, antioksidan dan mendukung kesehatan mata.
Sayuran juga mengandung mineral dan zat penting lainnya yaitu:
-Antioksidan yang melindungi sel dari radikal bebas dan mencegah kanker
-Kalsium yang beperan dalam menguatkan tulang.
-Zat besi untuk mencegah anemia.
-Kalium untuk mendukung sel saraf dan otot.
Sayuran juga kaya akan serat. Serat berperan dalam menurunkan kolesterol, mencegah sembelit, dan mempertahankan berat badan yang stabil. Semakin banyak konsumsi serat, maka semakin rendah risiko terkena penyakit.
Bagaimana jika anak hanya mau makan satu jenis sayuran, apakah tetap mendapatkan nutrisi yang baik dari sayur?
Saat anak konsumsi sayur hanya satu jenis berarti anak mungkin kehilangan nutrisi penting yang terdapat dalam sayuran lain, dengan warna yang berbeda. Misalnya, wortel kaya beta-karoten (bentuk tanaman dari vitamin A), sementara bayam kaya folat. Karena kebiasaan makan dan selera terbentuk sejak usia dini, penting bagi orang tua untuk menyediakan variasi dalam pola makan anak untuk memperkenalkan mereka pada berbagai rasa. Jika pola makan lainnya juga terbatas, ada risiko kekurangan gizi dalam jangka panjang.
Berapa Porsi Sayur yang Ideal buat Anak?
Anak sekolah adalah kelompok usia yang rentan mengalami masalah kesehatan terutama masalah gizi. Salah satu masalah yang terjadi pada anak adalah konsumsi makanan yang tinggi energi namun rendah serat. Padahal, salah satu pesan gizi seimbang adalah memperbanyak konsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per orang per hari.
Berdasarkan rekomendasi Pedoman Gizi Seimbang, masyarakat Indonesia dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebesar 3-5 porsi sayur atau setara dengan 250 gram per hari dan 2-3 porsi buah atau setara dengan 150 gram per hari (Kemenkes, 2011).
Sayangnya, konsumsi sayur dan buah anak Indonesia terbilang rendah. Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan 67% anak usia 5-9 tahun dan 67,6% anak usia 10-14 tahun hanya mengonsumsi sayur 1-2 porsi saja per hari, jauh di bawah konsumsi yang disarankan. Hanya 12,3% anak usia 5-9 tahun dan 13,1% anak usia 10-14 tahun yang mengonsumsi 3-4 porsi per hari. Bahkan, anak yang mengonsumsi sayur >5 porsi per hari hanya 2,3%.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur pada anak, yaitu pengetahuan anak, dukungan keluarga atau lingkungan, ketersediaan pangan, sosial ekonomi dan atau preferensi anak akan sayur dan buah itu sendiri.
Dalam rangka Vegetable Day yang diperingati setiap bulan Agustus, tahun ini Kewpie Indonesia menggelar Cooking Demo membuat sandwich di dua sekolah di Jakarta yaitu Global Mandiri School Jakarta di acara yang bertema “Yuk! Makan Sayur agar Sehat & Bugar”.
Lewat acara ini, anak-anak mendapat panduan sekaligus dipraktikkan secara langsung cara membuat sandwich yang tinggi serat protein, dan tentunya lezat. Selain demo membuat sandwich, acara yang diikuti oleh sekitar 150 anak di tiap sekolah ini juga memberi edukasi tentang pentingnya mengonsumsi sayur.
Joellyn mengatakan sayur memiliki kandungan vitamin, mineral dan antioksidan yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Berapa banyak porsi sayur yang disarankan? “Setiap kali makan, 2/3 dari ½ piring diisi sayur-sayuran,” kata Joellyn.
Sulitnya anak makan sayur membuat orang tua mesti berkreasi dalam mengolah sayur. “Agar bisa makan sayur lebih banyak, sayuran bisa dibuat menjadi salad dengan dressing yang disukai anak,” kata Joellyn.
Lebih lanjut Joellyn mengatakan bahwa salad sebaiknya dimakan terlebih dulu sebelum nasi untuk mencegah lonjakan gula darah. “Konsumsi salad lebih dulu, setelah 45 menit dicerna, baru konsumsi nasi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan gula darah setelah makan yang dapat menimbulkan risiko obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan lain-lain,” imbuh Joellyn.
Vegetable day sendiri pertama kali dideklarasikan pada 31 Agustus pada 1983 di Jepang. Peringatan ini bertujuan untuk mempromosikan pola makan sehat yang terbuat dari sayuran karena nutrisi penting yang terkandung di dalamnya. Selain itu, di negara dengan suhu tropis seperti di Indonesia, banyak mengonsumsi serat sangat penting untuk mengisi kembali vitamin dan mineral yang hilang akibat dehidrasi.
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.