Periksa Tumbuh Kembang Anak Secara Berkala Untuk Cegah Stunting

mencegah stunting pada anak, mengukur tinggi badan anak, tinggi badan anak normal

Masih banyak orangtua yang menjadikan berat badan anak sebagai acuan ‘bayi sehat’. “Kenaikan berat badan anak saya bagus, kok, setiap bulannya. Anak saya juga makannya banyak!” Lalu bagaimana dengan tinggi badannya, apakah perlu diperhatikan juga kenaikannya setiap bulan untuk mencegah stunting pada anak?

Angka Stunting Turun, Tapi Harus Tetap Waspada

Dijelaskan Badan Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat.

Pertumbuhan dan perkembangan yang di maksud WHO dalam hal ini, berkaitan dengan tinggi badan. Apakah tinggi badan anak Anda sudah sesuai dengan usianya, atau melebihi dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO (WHO Child Growth Standards)?

Bila angkanya di bawah media Standar Pertumbuhan Anak WHO, itu pertanda anak Anda mengalami stunting. Untuk mengetahui apakah tinggi badan anak sudah sesuai dengan pertumbuhan usianya, Mama bisa mengeceknya di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Bacaan Lainnya

Melalui rilis di laman Kementerian Kesehatan 25 Januari lalu, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mengumumkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen di tahun sebelumnya. Ini tentu membanggakan, tapi tetap butuh upaya besar agar stunting benar-benar tidak lagi dialami anak-anak di Indonesia. Apalagi WHO menargetkan, revalensi stunting harus berada di angka kurang dari 20 persen.

Bahaya Stunting pada Anak

Hingga saat ini masih ada saja orangtua yang menganggap anak pendek itu wajar. “Wajar lah karena ibunya juga pendek,” atau “Iya, badan anak saya pendek ngikutin kakeknya.”

Eits, stunting bukan hal wajar, Ma. Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu penyebab stunting adalah gizi buruk, dan gizi buruk tentunya tidak hanya akan menyebabkan pertumbuhan tinggi badan anak terhambat tapi juga menghambat pertumbuhan yang lainnya. seperti berikut ini:

Pertumbuhan otak terhambat.

  1. Kemampuan kognitif, sensori, motorik, dan bahasa terhambat karena otak yang tidak berkembang secara optimal. Dampaknya anak jadi sulit mengingat, menyelesaikan masalah dan memproses informasi, kemampuan intelektualnya menurun kemudian memengaruhi proses belajarnya, serta susah berkomunikasi yang kemudia sulit bergaul dengan sesamanya.
  2. Kekebalan tubuhnya tidak optimal sehingga rentan terkena infeksi virus atau bakteri.
  3. Obesitas. Bila pertumbuhan tingginya (tumbuh ke atas) terhambat maka anak jadi rentan mengalami obesitas (tumbuh ke samping).
  4. Berisiko mengidap penyakit degeneratif, seperti diabetes dan kanker karena kebutuhan zat gizi (baik mikro dan makro) tidak maksimal terpenuhi sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya juga tidak optimal.
  5. Produktivitas menurun. Untuk jangka panjang, jika anak mengalami semua dampak di atas, maka produktivitas kehidupannya juga akan menurun. 

Bisa Dialami Siapa Saja

Gizi buruk tidak hanya terjadi pada anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, tapi juga semua lapisan masyarakat. Seperti yang dikatakan Prof. dr. Aman Bhakti Pulungan, Ph.D, Sp.A(K), salah satu Pendiri Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center.

Menurut Prof Aman, semua anak dari berbagai tingkat ekonomi dapat mengalami stunting. Itu sebabnya, penyebab angka stunting yang masih tinggi di Indonesia masih sangat kompleks. “Banyak orang tua tidak menyadari bahwa pemeriksaan kesehatan anak secara dapat membantu mencegah stunting pada anak dan penyakit-penyakit lainnya, termasuk diabetes yang saat ini banyak juga dialami oleh anak-anak usia dini,” kata dr. Aman dalam sambutan pembukanya di pembukaan Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center.

Dalam hal ini penyebab stunting adalah minimnya pengetahuan orangtua –terlepas dari perekonomian dan pekerjaannya- mengenai pemberian gizi yang benar dan tepat kepada anaknya.

Mencegah Stunting pada Anak Sejak Dini

Stunting bisa dicegah, Ma! Dua cara ini bisa Mama lakukan untuk mencegah stunting pada anak:

  1. Berikan bayi gizi yang baik di awal kehidupannya, khususnya pada 1.000 hari pertama hingga anak berusia dua tahun.
  2. Perluas wawasan orang tua mengenai pentingnya gizi baik bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Caranya bisa dengan membaca literatur kesehatan anak atau berkonsultasi dengan ahli kesehatan anak secara berkala.

Saat ini sudah ada banyak sekali klinik kesehatan yang berdiri di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center.

Setelah membuka kliniknya di Jakarta beberapa waktu lalu, kini Klinik AP&AP hadir di Medan untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan anak di sana dan juga Aceh.

mencegah stunting pada anak, Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center, Prof dr Aman Bhakti Pulungan
Peresmian Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center di Medan

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Medan, Kahiyang Ayu, juga mengungkapkan bahwa salah satu hak anak adalah mendapatkan dukungan agar proses tumbuh kembangnya bisa optimal sehingga memiliki tinggi badan yang ideal, dan menunjang kemampuan anak lainnya. 

Kahiyang juga mengakui, peresmian klinik AP&AP Medan ini diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan anak di area Medan dan Aceh dapat terjamin tanpa harus berobat ke luar negeri.

Klinik-klinik kesehatan seperti ini tidak hanya mengurus tumbuh-kembang anak saja, Ma. Tapi juga melayani orang dengan penyakit tidak menular, seperti diabetes, penyakit tiroid, atau lainnya. “Kami ingin agar pasien dengan kasus sulit ataupun kompleks di Sumatera Utara dan Aceh dapat terlayani dengan cepat tanpa harus keluar terlalu jauh,” terang Dr. dr. Anton Pudjiadi, SpA(K), yang juga pendiri Klinik AP&P Pediatric Growth and Diabetes Center.

Selain pakar dan tokoh di atas, hadir juga beberapa tokoh lainnya dalam acara bertajuk “Cegah dan Atasi Stunting Segera untuk Mencapai Generasi Emas”, Sabtu (28/1/2023) itu. Di antaranya dokter spesialis anak konsultan endokrin dr. Melda Deliana, M.Ked(Ped), Sp.A(K), dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp.A(K), dan dr. Welas Bestari, M.Ked(Ped), Sp.A.

Kesehatan buah hati adalah yang terpenting bagi orangtua jadi sudah sewajarnya orangtua memerhatikan tumbuh kembang anak secara optimal. Yuk, Ma, mencegah stunting pada anak dimulai dari keluarga Anda terlebih dahulu!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

43 − = thirty five