Gigi Berlubang dan Karies pada Anak, Atasi dengan Cara Ini

Gigi Berlubang dan Karies pada Anak

Tahukah MamPap kalau gigi berlubang dan karies pada anak dialami oleh 93% anak Indonesia berusia 5-6 tahun? Fakta ini tentu saja sangat mengejutkan. Apalagi jika mengingat bahwa rendahnya kesadaran kesehatan gigi dan mulut anak juga mempunyak dampak jangka panjang seperti gangguan tumbuh kembang dan asupan nutrisi yang tidak optimal.

Dikutip dari laman IDAI disebutkan bahwa kasus kerusakan gigi akan berpengaruh pada banyak hal dalam pertumbuhan dan perkembangan rongga mulut khususnya dan pertumbuhan perkembangan anak pada umumnya. Masalah kesehatan gigi pada anak ini tidak hanya terhadap fisik, tetapi juga terhadap psikis anak.

Sebab ketika anak mengalami kerusakan gigi, secara umum akan memengaruhi kepercayaan dirinya karena mengggu penampilan dirinya. Lebih dari itu, jika melihat pertumbuhan fisik, kerusakan gigi ini juga akan mengganggu pertumbuhan rahang, sendi dan susunan gigi. Tanpa disadari, kondisi ini akan mengalami kesulitan makan akibat rusaknya gigi akan mengganggu anak mendapatkan gizi yang adekwat.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di 2018 juga memaparkan bahwa 93% anak usia 5-6 tahun mengalami gigi berlubang. Data ini juga serupa dengan hasil penelitian di Sulawesi Selatan, di mana 91.2% dari anak ditemukan tidak melakukan praktik menyikat gigi yang benar, setidaknya dua kali sehari. Hal ini diperparah dengan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Menurut hasil riset dari FKG UGM, 95,5% masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun terakhir.

Bacaan Lainnya

Gigi Berlubang dan Karies pada Anak

Perlu digarisbawahi bahwa gigi berlubang atau karies merupakan kondisi kesehatan gigi yang masih banyak dialami anak-anak di usia pertumbuhan. Hal ini disebabkan adanya interaksi bakteri dengan makanan manis yang meningkatkan keasaman pada rongga mulut.

Bakteri penyebab gigi berlubang dapat tumbuh lebih baikpada lingkungan rongga mulut yang asam, sehingga mengakibatkan demineralisasi enamel gigi dan karies gigi. Proses gigi berlubang diawali dengan terkikisnya lapisan luar gigi yang disebut enamel, dan dapat terus berlanjut ke lapisan gigi lebih dalam dimana terdapat saraf dan pembuluh darah.

Penyebab Gigi Berlubang dan Karies Gigi pada Anak

Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa alasan yang menyebabkan anak-anak rentan mengalami gigi berlubang dan karies gigi:

1. Pola Makan

MamPap sudah mengenalkan makanan dan minuman manis pada si Kecil seperti permen, kue, minuman bersoda, dan makanan lain yang tinggi gula? Jika, ya, hati-hati, ya. Sebab, bakteri dalam mulut menggunakan gula ini sebagai sumber energi dan menghasilkan asam sehingga menyebabkan kerusakan pada lapisan email gigi.

2. Kebiasaan Membersihkan Gigi

Anak-anak mungkin belum terampil dalam membersihkan gigi mereka sendiri dengan baik. Kurangnya kebiasaan menyikat gigi secara teratur dan dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya plak dan karies.

Padahal, IDAI mengingatkan bahwa sejak di awal kehidupan anak sudah mengonsumsi ASI.  Artinya, kebiasaan membersihkan gigi dan area mulut sudah perlu dilakukan menggunakan kain kasa steril minimal dilakukan 2-3 kali dalam satu hari.

3. Kualitas Air Minum

Di beberapa daerah, air minum mungkin tidak diperkaya dengan flour, yang telah terbukti membantu melindungi gigi dari kerusakan.

4. Genetika Bisa Sebabkan Gigi Berlubang dan Karies pada Anak 

Faktor genetik juga dapat memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap karies gigi. Beberapa orang mungkin memiliki lapisan email gigi yang lebih tipis atau struktur gigi yang lebih rentan terhadap kerusakan.

5. Akses Terhadap Perawatan Kesehatan Gigi

Beberapa anak mungkin tidak memiliki akses yang memadai untuk melakukan perawatan kesehatan gigi, yang dapat menyebabkan masalah gigi tidak terdiagnosis atau tidak ditangani dengan baik.

6. Cegah Gigi Berlubang dan Karies pada Anak dengan Edukasi Kesehatan Gigi

Kurangnya pemahaman tentang pentingnya perawatan gigi yang baik dan kebiasaan makan yang sehat dapat menyebabkan kurangnya perawatan gigi yang tepat pada anak-anak.

Untuk mengurangi risiko gigi berlubang dan karies pada anak-anak, penting untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat, perawatan gigi yang baik, dan kunjungan rutin ke dokter gigi. Mendidik anak-anak tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi juga merupakan langkah yang penting.

Fakta banyaknya anak-anak yang mengalami kerusakan gigi ini akhirnya menggerakkan PT. Interbat, sebagai salah satu perusahaan farmasi dan kesehatan terkemuka di Indonesia yang sudah 75 tahun berperan mendukung layanan kesehatan bangsa, ikut mendukung acara Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kedokteran Gigi Anak ke-17 (PIN IKGA 17) pada tanggal 1-3 Februari 2024 di Jakarta Convention Center.

Gigi Berlubang dan Karies pada Anak

Simposium ini diadakan dalam rangka: Meningkatkan Layanan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Penelitian dan Inovasi Terkini dalam Kedokteran Gigi Anak. Acara ini diadakan untuk dokter gigi spesialis anak dan dokter gigi umum di seluruh Indonesia serta mengundang banyak ahli kedokteran gigi sebagai narasumber dari berbagai negara seperti Malaysia, Jepang, Korea dan Indonesia untuk membahas prevalensi, penyebab, dan cara pencegahan gigi berlubang pada anak, terutama pada anak berkebutuhan khusus.

Kesehatan rongga mulut sebenarnya merupakan aspek yang sangat penting untuk kesehatan secara umum, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan anak berkebutuhan khusus. Rongga mulut adalah salah satu barrier pertahanan pertama organ tubuh kita terhadap paparan bakteri ataupun virus yang infeksius. Apalagi pada anak-anak berkebutuhan khusus, dimana praktik kesehatan rongga mulut ternyata lebih parah, sehingga lebih banyak lagi dijumpai karies gigi yang sama sekali tidak terawat.

Menurut Jurnal Kesehatan Gigi tahun 2022, anak berkebutuhan khusus mempunyai keterbatasan kecerdasan dan motorik yang menyebabkan kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan mereka dalam mengurus dirinya sendiri secara independen, sehingga anak berkebutuhan khusus memerlukan intervensi dini berupa bantuan dari orangtua dan dokter gigi untuk mencegah terjadinya karies gigi.

Cegah Gigi Berlubang dan Karies pada Anak Tidak Cukup dengan Sikat Gigi

Kebersihan rongga mulut yang baik dapat mencegah gigi berlubang dan karies pada anak. MamPap dapat membantu anak membangun kebiasaan menjaga kebersihan gigi yang sehat, dimulai dari praktik menyikat gigi yang rutin. Namun, ternyata sikat gigi hanya bisa membersihkan 25% dari keseluruhan rongga mulut dan tidak cukup menjadi cara satu-satunya untuk merawat kesehatan gigi.

Untuk menjawab kebutuhan ini, Interbat memiliki solusi inovatif yaitu Interlac Pro-D dan Nt Clear Varnish. Interlac Pro-D adalah tablet hisap dengan kandungan bakteri baik dari strain Lactobacillus reuteri yang telah dipatenkan dan teruji klinis pada pasien di Indonesia dan mancanegara, dengan hasil efektif untuk memelihara kesehatan rongga mulut serta menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri jahat di dalam mulut, termasuk bakteri penyebab karies pada enamel gigi.

Gigi Berlubang dan Karies pada Anak

Dr. drg. Eva Fauziah, Sp.KGA, K-PKOA, selaku Ketua IDGAI Jakarta, menjelaskan bahwa, “Mengonsumi tablet hisap bakteri baik secara rutin bisa membantu mencegah terbentuknya karies pada gigi, terutama pada anak berkebutuhan khusus yang sangat minim mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Tablet hisap ini bakteri baik spesifik yaitu strain Lactobacillus reuteri yang teruji klinis efektif pada pasien Indonesia memelihara kesehatan rongga mulut”.

Sedangkan Iwan Ahmad Musnamirwan, drg., Sp.KGA.SUBSP.KKA(K) selaku Ketua IDGAI Indonesia menambahkan, “Mulut kita adalah rumah bagi 700 spesies mikroba yang terdiri dari bakteri baik dan bakteri jahat. Hampir semua masalah gigi dan mulut dapat ditelusuri, penyebabnya adalah bakteri patogen di rongga mulut. Konsumsi suplemen bakteri baik setiap hari mudah dilakukan, dan dapat menciptakan ekologi rongga mulut yang sehat, sehingga bakteri patogen berkurang dan masalah gigi dan mulut juga menjadi lebih minim”.

Sedangkan Nt Clear Varnish merupakan produk yang bisa diaplikasikan ke gigi pasien oleh dokter gigi di tempak praktek. Salah satu efektivitas yang dihasilkan oleh Nt Clear Varnish adalah melepaskan fluoride secara berangsur sejak pertama dioleskan pada gigi. Pelepasan fluoride secara berangsur bermanfaat untuk melindungi enamel gigi dan mencegah karies gigi.

Efek pelepasan fluoride dari varnish ini dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies, sehingga direkomendasikan untuk anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan gigi dan pada pasien dengan risiko karies tinggi.

“Salah satu fungsi fluoride adalah melindungi enamel gigi dari serangan asam yang berasal dari makanan yang difermentasi oleh bakteri. Artinya fluoride varnish berperan dalam mencegah gigi berlubang (karies)”, tutup Iwan Ahmad Musnamirwan, drg., Sp.KGA.SUBSP.KKA(K).

Pasta gigi umumnya mengandung fluoride dan baik digunakan setiap hari, namun kadar fluoride pada pasta gigi dan varnish jelas berbeda. Nt Clear Varnish mengandung 5% Sodium Fluoride atau 22.600 ppm, sedangkan pasta gigi pada anak sekitar 500 ppm. Dalam kondisi gigi pasien yang aman, penggunaan Varnish bisa diaplikasikan di enamel gigi sesuai kondisi pasien.

Yuk, MamPap jangan sepelekan gigi berlubang dan karies pada anak. Mulai lakukan perawatan gigi si kecil dengan baik.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighty four ÷ = twenty eight