Beberapa anak yang tipenya cenderung pemalu biasanya menganggap sekolah sebagai pengalaman yang mendebarkan dan ‘bikin deg-degan’. Mereka mungkin kurang percaya diri untuk berbicara di kelas, menarik diri dari kelompok, lebih suka menyendiri, atau bermain dengan tenang di sudut ruangan, hingga menghindari aktivitas baru. Bagaimana cara mengatasi anak pemalu di sekolah ini?
Penyebab Anak Bersifat Pemalu di Sekolah
Anak-anak pemalu sering disalahpahami. Rasa malu mereka sering dianggap “buruk”. Padahal, ada alasan mengapa beberapa anak lebih berhati-hati, waspada, dan lambat beradaptasi di lingkungan sekolah. Berikut beberapa alasan umum seorang anak menjadi pemalu:
1. Temperamen Mereka
Rasa malu dapat dikaitkan dengan temperamen seorang anak. Ada beberapa anak terlahir dengan kepribadian yang lambat beradaptasi, dan mereka secara alami lebih introvert juga pendiam.
Dilansir dari laman Psychology Today, sejarah penelitian yang panjang menunjukkan bahwa temperamen atau gaya seseorang dalam merespons lingkungan secara emosional, dapat pertama kali diidentifikasi pada bayi usia empat bulan. Pengukurannya dilakukan dengan menunjukkan beberapa mainan sederhana kepada bayi, seperti mainan gantung dengan beberapa hewan, dan mengamati reaksi mereka.
Tes sederhana tersebut menunjukkan secara konsisten bahwa bayi yang merasa kewalahan atau tertekan secara emosional sebagai respons terhadap mainan gantung adalah mereka yang paling mungkin menjadi pemalu seiring bertambahnya usia. Bayi-bayi tersebut sangat sensitif terhadap segala jenis perubahan di lingkungan dan mudah terganggu. Hebatnya, penelitian ini bisa memprediksi seberapa pemalu mereka nantinya saat remaja.
Perbedaan antara anak prasekolah yang pemalu dan yang supel bahkan dapat dilihat dari aspek biologi dan otak mereka, yang menunjukkan bahwa rasa malu memiliki dasar biologis yang kuat dan mungkin merupakan bagian dari kepribadian seseorang sejak dini.
Namun, temperamen anak dapat berubah dan kurang ekstrem seiring waktu.
2. Adaptasi Lingkungan Baru
Beberapa anak merasa malu sebagai cara untuk melindungi diri dari ketidakpastian di lingkungan, situasi, atau orang baru.
Koraly Pérez-Edgar, PhD., profesor studi anak McCourtney dan profesor psikologi di Penn State University menyebutkan, sebagian besar rasa malu adalah perilaku yang umum atau normatif pada anak kecil.
“Bagi sebagian besar anak, jika Anda membawa mereka ke tempat baru, prasekolah, atau les menari, kebanyakan anak akan sedikit menahan diri. Mereka mungkin akan menempel pada ibu mereka, dan kemudian setelah beberapa saat, ketika mereka menyadari bahwa semuanya cukup menyenangkan, mereka pada akhirnya akan tetap terlibat, bukan? Jadi, Itu adalah jenis sikap pendiam yang normal pada anak kecil,” ungkapnya, dikutip dari laman American Psychological Association.
Koraly menambahkan, itu bisa saja adalah sikap umum seseorang ketika berada dalam situasi sosial yang baru, dan membuat mereka merasa tidak nyaman. “Mereka merasa khawatir dan canggung ketika berada dalam situasi itu,” lanjutnya.
3. Sifat Protektif
Beberapa anak merasa malu sebagai cara untuk melindungi diri dari ketidakpastian di lingkungan, situasi, atau orang baru. Jika seorang anak pernah mengalami interaksi sosial yang negatif atau kurang terpapar situasi sosial, rasa malu dapat menjadi cara untuk menjaga anak-anak tetap aman hingga mereka dapat membangun kepercayaan dengan orang lain.
“Jadi, reaktivitas negatif dapat memicu hambatan perilaku yang terjadi pada masa balita. Hambatan perilaku itu dapat menyebabkan rasa malu. Jadi, beberapa anak menjadi pemalu karena pengalaman negatif atau hal-hal buruk yang telah terjadi pada mereka. Jadi respons mereka adalah untuk mundur,” kata Koraly.
4. Sifat yang Dipelajari
Anak-anak mempelajari perilaku dengan mengamati orang-orang di sekitar mereka, terutama orang tua atau pengasuh. Jika pengasuh utama seorang anak pemalu atau berhati-hati dalam bersosialisasi, anak tersebut mungkin meniru perilaku ini dan mengembangkan sifat pemalu itu sendiri. Dalam beberapa budaya atau keluarga, sifat pemalu bahkan dipuji atau didorong, yang juga dapat memengaruhi anak-anak.
Cara Mengatasi Anak Pemalu di Sekolah

Rasa malu tidak selalu hilang seiring waktu, tetapi anak-anak dapat belajar untuk lebih percaya diri dan nyaman berinteraksi dengan orang lain. Kiat-kiat ini dapat membantu.
- Dorong anak untuk bermain bersama temannya di sekolah baru. Awalnya, mereka mungkin merasa lebih nyaman jika Mama ikut. Tak masalah, Mama bisa secara bertahap “melepasnya”.
- Mulailah dengan situasi sosial yang hanya melibatkan 1-2 anak lain, dan tingkatkan interaksi dengan kelompok anak yang lebih besar seiring waktu.
- Ajak anak berlatih menceritakan atau presentasi kelas bersama Anda di rumah. Ini akan membantu anak merasa lebih nyaman ketika harus berdiri di depan kelas.
- Dorong anak melakukan beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Cobalah temukan kegiatan yang mendorong perilaku sosialnya, seperti Pramuka atau tim olahraga.
- Hindari perbandingan negatif dengan saudara kandung atau teman yang lebih percaya diri.
- Bicaralah dengan guru. Tetaplah berhubungan dengan guru dan staf sekolah. Komunikasi orang tua-guru merupakan alat penting untuk membantu anak-anak pemalu di sekolah.
- Carilah cara untuk membantu menjadikan kelas sebagai tempat yang menarik dan nyaman. Temui guru dan susun rencana.
- Bawalah minat mereka ke sekolah. Misalnya, jika anak tertarik dengan ikan hias, tanyakan kepada gurunya apakah mereka boleh membawa koleksinya untuk dibagikan di kelas. Si kecil mungkin enggan memberikan penjelasan formal, tetapi mungkin ada kesempatan bagi mereka untuk berbicara atau menjawab pertanyaan dari teman-temannya. Bahkan, berbagi buku atau mainan yang disukai anak juga dapat membantu.
- Kunjungi sekolahnya. Kunjungan Mama ke kelasnya dapat membantu anak yang pemalu merasa lebih nyaman di sekolah. Tak perlu rutin atau lama, tetapi sesekali mengunjungi mereka memberi Anda kesempatan untuk mengamati.
- Pastikan mereka tertantang. Jika anak Anda enggan berpartisipasi dalam kegiatan kelas, mungkin karena kegiatan tersebut terlalu mudah. Diskusikan dengan guru tentang cara memberi anak lebih banyak tantangan.
- Bantu mereka di rumah. Terkadang anak-anak bersikap malu di sekolah karena mereka khawatir tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan benar di sekolah. Beberapa anak lebih mudah memahami pelajaran baru di tempat yang tenang, tanpa stimulasi dan tekanan di kelas. Ajak ia belajar bersama di rumah. Beri anak Anda kesempatan untuk berkembang, tetapi usahakan untuk tidak menambah tekanan. Ingat, tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan diri anak.
- Fokus pada pencapaian mereka. Jangan hanya memerhatikan hambatannya. Rayakan keberhasilan anak Anda di dalam dan di luar kelas. Bermain olahraga, belajar alat musik, berpartisipasi dalam proyek charity di sekolah, dan bahkan menjadi penolong yang baik di rumah dapat membantu membangun kepercayaan diri anak di sekolah.
Kapan Sifat Pemalu Anak Bisa Jadi Masalah?
Perilaku pemalu anak bisa menjadi masalah jika menyebabkan mereka sangat tertekan atau mengganggu kehidupan sehari-hari, di antaranya:
- Menangis atau mengamuk secara teratur sebelum atau di sekolah.
- Sangat menarik diri hampir sepanjang waktu, jarang melakukan kontak mata.
- Bertindak kasar di sekolah, memukul anak lain atau guru.
- Anak menunjukkan tanda-tanda kecemasan dalam setiap situasi sosial seperti setiap ke sekolah.
- Anak mengatakan mereka merasa kesepian tetapi tidak tahu bagaimana cara bergabung dengan anak-anak lain.
- Anak merasa tidak bisa menjawab atau bertanya di kelas.
- Beberapa anak yang pemalu kemudian mengalami kecemasan. Jadi, jika perilaku pemalu anak signifikan dan sulit diubah, sebaiknya bicarakan dengan ahli profesional seperti dokter anak atau psikolog.
Itulah beberapa cara mengatasi anak yang pemalu di sekolah. Meskipun sifat pemalu memiliki dasar biologis yang kuat, namun hal tersebut bisa diperbaiki dengan prosesnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Mam.

Content Writer Parentsquads